PENERAPAN BUDAYA DIGITAL DALAM KESEPAKATAN KELAS

Penerapan Budaya Digital Dalam Kesepakatan Kelas



Latar Belakang

Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi saat ini banyak mempengaruhi berbagai aspek  kehidupan manusia. Penggunaan internet di Indonesia selalu meningkat setiap tahun. Tingginya kepemilikan perangkat gadget and kemudahan mengakses internet, menjadi salah satu petunjuk, perangkat mobile mudah dijangkau dan diperoleh dengan harga murah. Pada sisi lain aktivitas kehidupan, penggunaan media sosial juga menanjak tajam seiring mudahnya era keterbukaan. Media sosial menjadi ‘kawan akrab’ bagi penggunanya, salah satunya bagi siswa yang merupakan kelompok generasi digital natives. Generasi digital natives atau generasi millenial merupakan generasi yang lahir menjelang akhir abad ke-20 atau awal abad ke-21 yang dilingkupi dengan lingkungan berbasis teknologi, bekerja dengan cara multitasking, berjejaring dengan banyak orang melalui jejaring sosial, menyukai suatu permainan yang interaktif, akses informasi secara acak, ingin segera mendapatkan informasi secara instan, cepat, tanpa harus membaca informasi secara detail, pilihan rujukan informasi dominan pada sumber-sumber yang tersedia online, dibanding sumber informasi yang disediakan perpustakaan. Perilaku orang dalam mengadopsi teknologi dipengaruhi dari adanya teknologi yang muncul di setiap generasi yang berbeda.

Adanya pandemi covid-19 memberikan dampak yang luar biasa di luar prediksi terhadap tata kehidupan manusia, salah satunya dunia pendidikan. Pandemi membawa hikmah positif dalam dunia pendidikan kita yaitu dengan pemanfaatan teknologi sebagai salah satu sarana utama dan paling efektif dalam tatanan pembelajaran daring. Hampir di segala bidang pendidikan kita beralih dari pola luring (tatap muka) menjadi pola daring (melalui jaringan internet). Perubahan kebijakan, teknik pembelajaran hingga penilaian menggunakan fasilitas berbasis teknologi digital. Pembelajaran tidak lagi mengenal tempat dan bangunan sekolah. Bahkan peran guru juga banyak diambil alih oleh gawai berbasis teknologi komunikasi dan informasi digital. Tugas kita sekarang adalah bagaimana memanfaatkan teknologi sebagai alat/media yang kita kendalikan bukan sebaliknya. Nah, salah satu usaha yang dilakukan adalah memanfaatkan fasilitas teknologi komunikasi dan informasi digital sebagai media dalam mencapai kesepakatan kelas melalui teknik daring.

 

Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan kesepakatan kelas ini adalah:

1. Menciptakan suasana kelas impian dengan mengakomodasi keinginan siswa melalui jajak  pendapat. 

2. Mewujudkan merdeka belajar dengan memberikan kebebasan siswa untuk berekpresi, berkreasi dan berinovasi menggunakan media teknologi informasi digital

3. Membicarakan kesepakatan kelas yang berpusat pada kepentingan siswa.. 

4. Mengakomodasi keberagaman, budaya positif, dan sumber daya sekolah dengan cara mentaati tata tertib dan budaya sekolah serta mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki sekolah untuk dimanfaatkan secar maksimal dalam rangka mewujudkan sekolah impian siswa.

5. Meningkatkan literasi dan budaya digital siswa. Penggunaaan teknologi digital sekarang ini adalah keniscayaan sebagai salah satu kacakapan abad 21. Siswa diharapkan mampu memaksimalkan potensi teknologi informasi digital untuk mengembangkan dirinya dan komunitas sekolah dan diaplikasikan kedalam pembelajaran dan kehidupan nyata.

 

Tolok Ukur Keberhasilan

Berdiskusi secara virtual

Diskusi kesepakatan kelas ini diselenggarakan dengan cara menggunakan aplikasi Whatsapp grup kelas.

Menghasilkan kesepakatan kelas. Kesepakatan kelas yang disetujui bersama mencapai 11 poin sebagaimana yang akan dijelaskan kemudian.

 Mengakomodasi harapan siswa, sumber daya, kearifan lokal, religius dan nasionalisme, potensi siswa, budaya positif, dan keberagaman siswa. Ini dilakukan melalui jajak pendapat untuk menyampaikan usualan/ keinginan dan harapannya mewujudkan kelas impian.

Menghasilkan produk kesepakatan berupa poster digital.

Setelah diskusi dilakukan, kemudian siswa diminta untuk menuangkan butir-butir kesepakana melalui poster digital yang dibuat masing-masing. Tujuannya agar siswa memahami secara individu isi kesepakatan sehingga timbul rasa tanggungjawab dan komitmen pada dirinya (motivasi intrinsik). Selain itu siswa juga secara tidak langsung dapat mengembangkan listerasi digital dan keterampilan menggunakan teknologi komunikasi dan informasi. Siswa diberi kesepatan untuk berkreasi sekreatif mungkin dan seindah mungkin agar menjadi motivasi dan kebanggan tersendiri bagi mereka bukan hanya bentuk apresiasi yang diterima.

Melaksanakan hasil kesepakatan secara konsekuen, kesadaran, dan bertanggungjawab.

Karena kesepakatan kelas diajukan, diketahui, dan disetujui bersama diharapkan siswa memiliki rasa memiliki, tanggungjawab, kesadaran dan komitmen akan konsekuensi yang harus dilakukan sehingga akan timbul didiplin positip dalam diri masing-masing siswa.

 

DESKRIPSI KEGIATAN    

Kegiatan aksi nyata ini dilakukan bertujuan untuk menerapkan budaya digital dalam pembelajaran/pendidikan; kegiatan dominan dilakukan melalui jejaring sosial teknoligi informasi dan komunikasi/ daring.

Adapun linimasa kegiatannya secara rinci dapat dijelaskan antara lain sebagai berikut:

Berdiskusi sesama CGP dan rekan-rekan guru di sekolah

Berdiskusi ringan dengan siswa mengenai budaya positif dan kelas impian.

Berdiskusi secara informal dengan siswa dalam forum grup WA kelas agar mendapatkan umpan balik dan gambaran awal mengenai keinginan siswa. Kegiatan ini dilakukan secara alami/informal agar siswa bisa menyampaikan aspirasinya secara bebas/alamiah. Kemudian penulis mencatat poin-poin inti dari obrolan dalam forum dan dijadikan bahan pertanyaan untuk jajak pendapat melalui quisioner.

Melakukan survei kelas melalui platform google formulir

Setelah dirasa cukup mendapatkan poin-poin penting aspirasi siswa, penulis kemudian merancang poin-poin/draft kesepakatan kelas menjadi sebuah kuisioner melalui platform google formulir. Selanjutnya tautan/link survei kelas disebar melalui WA grup kelas dengan terlebih dahulu dijelaskan secara singkat petunjuk pengisiannya.

Menyusun poin-poin kesepakatan kelas berdasarkan hasil survei sebagai bahan diskusi daring melalui tayangan (powerpoint) untuk didiskusikan lebih lanjut.

Kesepakatan kelas yang disetujui bersama mencapai 11 poin yaitu sebagai berikut:

*Mentaati semua peraturan dan tata tertib sekolah dengan penuh kesadaran dan tanggungjawab serta menerapkan nilai dan norma agama, hukum, kesusilaan, dan kesopanan dalam pergaulan

*Menjaga nama baik diri sendiri, teman, keluarga, sekolah, masyarakat dan  agama dimanapun berada.

*Mengikuti semua pelajaran dengan penuh semangat, antusias, motivasi, dan menjunjung tinggi kesepakatan kelas/kontrak belajar.

*Datang dan pulang sesuai waktu yang ditentukan.

*Hormat kepada semua warga sekolah dengan membiasakan 5S (senyum, salam, sapa, sopan dan santun)

*Melaksanakan Gerakan Literasi Sekolah.

*Melaksanakan Budaya Sekolah dan Kegiatan Penguatan Karakter seperti Upacara Bendera, menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Lagu Nasional/Daerah setiap pagi.

*Mengikuti berbagai kegiatan ekstrakurikuler lainnya.

*Saling menjaga keselamatan, menyayangi, menghargai, toleransi, tenggang rasa, silih asah asih dan asuh; menghindari kekerasan fisik dan psikis, pelecehan, perundungan dan diskriminasi, hoax dan SARA.

*Menggunakan fasilitas sekolah dan pribadi secara bijak dan bertanggungjawab.Menjaga 10K (Kebersihan, Keindahan, Kerapihan, Ketertiban, Kebersamaan, Keamanan, Kenyamanan, Kesehatan, dan Kekeluargaan) diri, kelas, teman, sekolah, keluarga, dan lingkungan. Salah satunya melalui piket kebersihan kelas.

 

Menindaklanjuti hasil kesepakan dengan cara membuat poster kesepakatan kelas digital.

Setelah diskusi poin-poin kesepakatan kelas disetujui bersama, kemudian siswa diminta untuk menuangkan butir-butir kesepakana melalui poster digital yang dibuat masing-masing. Tujuannya agar siswa memahami secara individu isi kesepakatan sehingga timbul rasa tanggungjawab dan komitmen pada dirinya (motivasi intrinsik). Selain itu siswa juga secara tidak langsung dapat mengembangkan listerasi digital dan keterampilan menggunakan teknologi komunikasi dan informasi. Siswa diberi kesepatan untuk berkreasi sekreatif mungkin dan seindah mungkin agar menjadi motivasi dan kebanggan tersendiri bagi mereka bukan hanya bentuk apresiasi yang diterima.

Penggunaan sarana informasi dan kumunikasi digital dewasa ini adalah sebuah keniscayaan. Ini merupakan kodrat alam dan kodrat zaman yang dialami oleh kita yang hidup pada abad teknologi sekarang ini. Dampaknya pada bidang pendidikan jelas sangat terlihat. Selain dipicu oleh faktor pandemi covid-19 yang mengguncangkan dunia, penggunaan teknologi pada dunia pendidikan juga merupakan tuntutan dan kebutuhan. Karena prasyarat kecakapan hidup abad 21 yaitu: keterampilan belajar dan berinovasi, kemampuan menggunakan teknologi informasi, kecakapan hidup untuk bekerja dan berkontribusi bagi masyarakat. Oleh karena itu penguasaan teknologi dan digitalisasi sektor pendidikan harus digalakkan dan diberdayakan menjadi sebuah budaya positif sekolah. Namun pesatnya perkembangan teknologi dan informasi harus disertai dengan kemampuan kita untuk mampu memanfaatkannya agar berdaya guna untuk kemajuan pendidikan dan bekal hidup siswa. Penerapan budaya digital dapat dilakukan dalam berbagi bidang dan bentuk pendidikan. Termasuk dalam memfasilitasi komunikasi multi arah antara siswa, guru, dan stakeholder lainnya. Dalam laporan aksi nyata ini pemanfaatan budaya digital diterapkan untuk membuat kesepakatan kelas serta tindak lanjutnya yaitu pembuatan poster digital.

Kegiatan aksi nyata ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya. Oleh karena itu mohon saran, masukan dan kritik yang konstruktif dari semua pihak demi perbaikan di masa yang akan datang. Salah satu kekurangan dominan/menonjol yang ditemukan dari tindakan aksi nyata ini adalah belum meratanya kemampuan siswa dalam memanfaatkan aplikasi-aplikasi penyunting multimedia (video dan gambar) oleh karena  untuk  meningkatkan kemampuan siswa dalam hal penyuntingan melalui aplikasi-aplikasi berbasis android agar hasilnya semakin baik dan menarik. Di sisi lain sebagian siswa banyak yang sudah bisa mengaplikasikannya. Sehingga ke depan akan  melakukan kolaborasi antar siswa untuk menularkan dan mendesiminasikan kemampuannya kepada teman-teman di kelasnya. Hal itu agar pembelajaran berlangsung lebih menyenangkan dan berpusat pada siswa.

 


DOKUMENTASI KEGIATAN