Modul 3.1. Demonstrasi Kontekstual Pengambilan Keputusan Pemimpin Pembelajaran


Bagaimana Anda nanti akan mentransfer dan menerapkan pengetahuan yang Anda dapatkan di program guru penggerak ini di sekolah/lingkungan asal Anda?

Saya akan melakukan sosialisasi terhadap siswa, lingkungan saya, rekan sejawat/kolega. Apa langkah-langkah awal yang akan Anda lakukan untuk memulai mengambil keputusan berdasarkan pemimpin pembelajaran?

Langkah yang pertama adalah memahami dan menentukan prinsip dan paradigma dalam mengambil keputusan yang meliputi:

Berfikir berbasis hasil akhir/End Based Thinking. Saya lakukan karena itu yang terbaik untuk kebanyakan orang . Berdasarkan pada aliran utilitarianism yaitu mengerjakan apa yang dapat menghasilkan kebaikan terbesar untuk jumlah orang terbanyak). berpusat pada konsekunse. Contoh pembuatan Nuklir tidak memikirkan akibatnya, Kasus Kapten Kapal yang mendorong beberapa penumpang yang dianggap lemah demi menyelamatkan banyak orang. 

Berfikir berbasis peraturan /Rule Based Thinking. Ikuti prinsip atau aturan-aturan yang telah ditetapkan. Prinsip ini bertugas apa tugas kita, kewajiban apa yang harus kita lakukan, menghendaki orang lain mengikuti apa yang ia kerjakan. hal ini lebih individualitas. Contoh Anak tidak diijinkan keluar rumah dalam situasi apapun (Kasus Ani yang diminta untuk menjaga adiknya yang masih kecil dan tidak boleh keluar rumah, namun Ani mendengar ada suara rintihan minta tolong, ternyata ketika dilihat ternyata ada seorang anak kecil yang tersangkut air di luar.

Berfikir berbasis rasa peduli/Care Based Thinking. Memutuskan sesuatu dengan memikirkan apa yang anda harapkan orang lain lakukan terhadap anda. Prinsip ini selain memberi batasan pada tindakan kita namun mendukung kepedulian terhadap orang lain, Jika saya menjadi dia, apa yang harus saya lakukan, Prinsip ini dianggap terlalu sederhana. Contoh 2 orang sahabat yang mencotek, satu sama lain tidak mengadukan karena berharap sama.  

Ketika kita menghadapi situasi dilema etika, akan ada nilai-nilai kebajikan mendasari yang bertentangan seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan akan hidup.

Secara umum ada pola, model, atau paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika yang bisa dikategorikan seperti di bawah ini:

Individu lawan masyarakat (individual vs community). Dalam paradigma ini ada pertentangan antara individu yang berdiri sendiri melawan sebuah kelompok yang lebih besar di mana individu ini juga menjadi bagiannya. Bisa juga konflik antara kepentingan pribadi melawan kepentingan orang lain, atau kelompok kecil melawan kelompok besar.“Individu” di dalam paradigma ini tidak selalu berarti “satu orang”. Ini juga dapat berarti kelompok kecil dalam hubungannya dengan kelompok yang lebih besar. Seperti juga “kelompok” dalam paradigma ini dapat berarti kelompok yang lebih besar lagi. Itu dapat berarti kelompok masyarakat kota yang sesungguhnya, tapi juga bisa berarti kelompok sekolah, sebuah kelompok  keluarga, atau keluarga Anda. Dilema individu melawan masyarakat adalah bagaimana membuat pilihan antara apa yang benar untuk satu orang atau kelompok kecil , dan apa yang benar untuk yang lain, kelompok yang lebih besar. Guru kadang harus membuat pilihan seperti ini di dalam kelas. Bila satu kelompok membutuhkan waktu yang lebih banyak pada sebuah tugas, tapi kelompok yang lain sudah siap untuk ke pelajaran berikutnya, apakah pilihan benar yang harus dibuat? Guru mungkin menghadapi dilema individu lawan kelompok.

Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy). Dalam paradigma ini ada pilihan antara mengikuti aturan tertulis atau tidak mengikuti aturan sepenuhnya. Pilihan yang ada adalah memilih antara keadilan dan perlakuan yang sama bagi semua orang di satu sisi, dan membuat pengecualian karena kemurahan hati dan kasih sayang, di sisi lain. Kadang memang benar untuk memegang peraturan, tapi terkadang membuat pengecualian juga merupakan tindakan yang benar. Pilihan untuk menuruti peraturan dapat dibuat berdasarkan rasa hormat terhadap keadilan (atau sama rata). Pilihan untuk membengkokkan peraturan dapat dibuat berdasarkan rasa kasihan (kebaikan) Misalnya ada peraturan di rumah Anda harus ada di rumah pada saat makan malam. Misalnya suatu hari Anda pulang ke rumah terlambat karena seorang teman membutuhkan bantuan Anda. Ini dapat menunjukkan dilema keadilan lawan rasa kasihan,  terhadap orang tua Anda. Apakah ada konsekuensi dari melanggar peraturan tentang pulang ke rumah tepat waktu untuk makan malam, atau  haruskah orang tua Anda membuat pengecualian?

Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty). Kejujuran dan kesetiaan seringkali menjadi nilai-nilai yang bertentangan dalam situasi dilema etika.  Kadang kita perlu untuk membuat pilihan antara berlaku jujur dan berlaku setia (atau bertanggung jawab) kepada orang lain. Apakah kita akan jujur menyampaikan informasi berdasarkan fakta atau kita menjunjung nilai kesetiaan pada profesi, kelompok tertentu,  atau komitmen yang telah dibuat sebelumnya. Pada jaman perang, tentara yang tertangkap kadang harus memilih antara  mengatakan yang sebenarnya kepada pihak musuh atau tetap setia kepada teman tentara yang lain. Hampir dari kita semua pernah mengalami harus memilih antara mengatakan yang sebenarnya atau melindungi teman (saudara) yang  dalam masalah. Ini adalah salah satu contoh dari pilihan atas kebenaran melawan kesetiaan.

Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term). Paradigma ini  paling sering terjadi dan mudah diamati. Kadang perlu untuk memilih antara yang kelihatannya terbaik untuk saat ini dan yang terbaik untuk masa yang akan datang. Paradigma ini bisa terjadi di level personal dan permasalahan sehari-hari, atau pada level yang lebih luas, misalnya pada issue-issue dunia secara global, misalnya lingkungan hidup dll. Orang tua kadang harus membuat pilihan ini. Contohnya: Mereka harus memilih antara seberapa banyak uang untuk digunakan sekarang dan seberapa banyak untuk ditabung nanti. Pernahkah Anda harus memilih antara bersenang-senang atau melatih instrumen musik atau berolahraga? Bila iya, Anda telah membuat pilihan antara jangka pendek melawan jangka panjang.

Mulai kapan Anda akan menerapkan langkah-langkah tersebut, hari ini, besok, minggu depan, hari apa? Catat rencana Anda, sehingga Anda tidak lupa. 

Saya akan menerapkan langkah-langkah tersebut dengan segera

Siapa yang akan menjadi pendamping Anda, dalam menjalankan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran? Seseorang yang akan menjadi teman diskusi Anda untuk menentukan apakah langkah-langkah yang Anda ambil telah tepat dan efektif.

Rekan Sejawat.

Apa rencana ke depan dalam menjalani pengambilan  keputusan yang mengandung unsur dilema etika? Melakukan analisis studi kasus.

Bagaimana Anda bisa mengukur efektivitas pengambilan keputusan Anda? 

Dengan menerapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan pada studi kasus yang terdiri dari:

  1. Apa nilai-nilai yang saling bertentangan dalam studi kasus tersebut?
  2. Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut ?
  3. Apa fakta-fakta yang relevan dengan situasi tersebut ?
  4. Mari kita lakukan pengujian benar atau salah terhadap situasi tersebut.
    • Apakah ada aspek pelanggaran hukum dalam situasi tersebut? (Uji legal)
    • Apakah ada pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam kasus tersebut? (Uji regulasi)
    • Berdasarkan perasaan dan intuisi Anda, apakah ada yang salah dalam situasi ini? (Uji intuisi)
    • Apa yang anda rasakan bila keputusan Anda dipublikasikan di halaman depan koran? Apakah anda merasa nyaman?
    • Kira-kira, apa keputusan yang akan diambil oleh panutan/idola Anda dalam situasi ini. 

    5. Jika situasinya adalah situasi dilema etika, paradigma mana yang terjadi pada situasi tersebut

    6. Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, prinsip mana yang akan dipakai

    7. Apakah ada sebuah penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya untuk

        menyelesaikan masalah ini (Investigasi Opsi Trilemma)?

    9. Apa keputusan yang akan Anda ambil?

    10. Coba lihat lagi keputusan Anda dan refleksikan.