Lutung Kasarung Jawa Barat

Suatu hari, di sebuah kerajaan di Jawa Barat, Prabu Tapa Agung menyerahkan takhta pada putri bungsunya, Purbasari.
Purbararang, putri sulungnya, terkejut dan kecewa pada ayahnya. Dia bahkan enggan datang saat adiknya diangkat menjadi Ratu.
Purbasari memerintah kerajaan dengan bijaksana. Keadaan berjalan dengan baik, hingga suatu saat Purbasari terkena penyakit aneh. Toloong... toloong... ada apa denganku?” teriaknya di suatu pagi.
Kulit tubuh Purbasari berbintik- bintik hitam, sebagian di antaranya mengeluarkan darah. Prabu Tapa Agung terkejut melihat keadaan putrinya itu. Demikian juga Purbararang. “Ayah, jangan-jangan ini wabah penyakit menular? Ayah harus cepat-cepat mengasingkannya,” kata Purbararang pada ayahnya. ”Ayah, jangan asingkan aku. Izinkan aku tetap tinggal di sini,” ratap Purbasari.
Prabu Tapa Agung mulai bimbang. Beliau tak tega pada Purbasari, tetapi juga khawatir jika penyakit itu benar- benar menular. Akhirnya, beliau meminta Purbasari untuk mengasingkan diri di hutan sampai penyakitnya sembuh.
Di hutan, Purbasari tinggal di sebuah rumah yang dibangun oleh paman patih untuknya. Purbasari amat kesepian. Untung saja, ada seekor kera hitam yang sering datang menemaninya. Kera itu bernama Lutung Kasarung.
Lutung Kasarung adalah kera yang sakti. Karenanya, dia bisa membantu Purbasari untuk menyembuhkan penyakitnya. Dia mengajak Purbasari ke sebuah danau yang jernih dan meminta Purbasari untuk membasuh kulitnya di sana.
Ternyata air danau itu ajaib! Purbasari sembuh. Wajah dan kulitnya kembali bersih. Tak ada lagi bintik hitam yang tersisa.
Beberapa hari kemudian, Purbararang datang ke hutan ditemani oleh Indrajaya, calon suaminya. Alangkah terkejutnya dia ketika melihat Purbasari kembali cantik.
”Aku sudah sembuh, Kak. Kakak ke sini untuk menjemputku bukan?” tanya Purbasari riang. Tentu saja Purbararang mengelak. “Aku sudah jadi Ratu. Jika kau ingin kembali ke istana, kau harus mengalahkanku,” kata Purbararang. Purbararang lalu mengurai rambutnya. “Jika rambutmu lebih panjang daripada rambutku, kau boleh kembali ke istana,” tantangnya. Ternyata, rambut Purbasari lebih panjang.
Purbararang tak mau menyerah. “Jika kau punya calon suami yang lebih tampan daripada Indrajaya, kau menang!” Purbararang yakin bahwa kali ini dia akan menang. Di dalam hutan seperti ini, siapa yang bisa menjadi calon suami Purbasari?
Purbasari hampir menyerah. Namun, Lutung Kasarung menarik-narik bajunya dan meloncat-loncat. Sepertinya dia hendak mengatakan, “Akuilah aku sebagai calon suamimu.” Meski bingung, Purbasari menurut. Dia berkata pada Purbararang bahwa Lutung Kasarung adalah calon suaminya.
Tentu saja Purbararang menertawakannya. Namun belum habis tawa Purbararang, muncul sinar putih di sekitar tubuh Lutung Kasarung. Sinar putih itu lama- lama pudar seiring dengan hilangnya sosok Lutung Kasarung. Berdirilah sesosok pemuda yang jauh lebih tampan daripada Indrajaya.
Ternyata, Lutung Kasarung adalah seorang pangeran yang terkena kutukan jahat dari pamannya. Kutukan itu hanya bisa hilang, jika ada seorang gadis yang mau mengakuinya sebagai calon suaminya. Purbararang kalah telak. Akhirnya, Purbasari kembali ke istana dan menikah dengan Lutung Kasarung.