Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya
Pemimpin pembelajaran sebagai pengelola sumber daya sekolah. Murid merupakan aset sekolah yang harus dikelola dengan menuntun murid sesuai kodrat dan zaman, agar berkembang sesuai potensinya. Seorang pemimpin pembelajaran haruslah memiliki visi dan misi yang jelas sehingga dapat mengelola sumber daya secara kreatif mengunakan pendekatan berbasis aset (Asset- basic thingking) yang berfokus pada pemikiran positif yang menjadi inspirasi, kekuatan kerja dan hasil untuk mewujudkan siswa merdeka belajar yang mencerminkan profil pelajar Pancasila.
Dalam implementasinya pemimpin pembelajaran merancang
pembelajaran secara kreatif, yang dapat memenuhi kebutuhan belajar murid.
Mengunakan pendekatan pembelajaran berdiferensiasi. Membantu murid dalam
mengembangkan potensinya melalui Coaching, melatih siswa mengambil keputusan
dan menjalankan keputusan secara bertanggung jawab melalui disiplin positif
sehingga menjadi budaya positif.
Implementasi di sekolah dimulai dengan melakukan perubahan
mindset warga sekolah dalam mengelola sumber daya berbasis aset yang bertumpu
kepada berpikir dengan pemusatan kerja dan hasil. Langkah yang dapat dilakukan
dengan melakukan sosialisasi, diskusi dengan kepala sekolah dan pemangku
kepentingan. Mengindetifikasi aset sumber daya yang belum dikelola secara
kreatif untuk mendorong hasil yang lebih baik untuk pengembangan program
sekolah.
Lingkungan sekitar sebagai aset sumber daya ikut bertanggung
jawab dalam memajukan sekolah. Dimana pendidikan itu bukan saja tanggung jawab
sekolah tetapi juga merupakan tanggung jawab masyarakat dan orang tua. Oleh
karena itu sumber daya lingkungan dengan modal manusia yang dapat dimanfaatkan
oleh sekolah contohnya profesi yang dimilki oleh orang tua wali dapat menunjang
proses pembelajaran yang berkualitas.
Pengelolaan sumber daya yang tepat akan membantu proses
pembelajaran murid. Jika aset sekolah dikelola dengan baik akan dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran. Contoh pengelolaan aset sumber daya yang
bertumpu pada kekuatan kerja dan hasil yaitu memberikan peluang untuk guru
berkolaborasi dalam meningkatkan kompetensi rekan sejawat di sekolah.
Mengundang orang tua wali untuk menjadi narasumber. Lingkungan sekolah
dijadikan sebagai sumber belajar, dan tempat siswa berkreasi. Menghadirkan
narasumber sebagai tenaga ahli dalam mata pelajaran dengan mengundang orang
tua/ alumni/ dosen yang sesuai dengan pengetahuan untuk mata pelajaran.
Memetakan kebutuhan belajar murid sebelum merancang
pembelajaran dengan pendekatan diferensiasi. Pembelajaran yang berpusat kepada
murid dengan yang memenuhi kebutuhan belajar dengan cara menuntun murid dan
mengali potensi, Dalam menuntun murid dibekali dengan keterampilan sosial emosional,
agar tumbuh nilai-nilai dalam diri karakter yang baik menjadi pelajar
Pancasila. Untuk mengembangkan dan optimalnya potensi dilakukan teknik coaching
dapat membantu murid dalam mencari solusi permasalahan yang dihadapi. Guru
membantu murid agar dapat menjalankan tanggung jawabnya. Sehingga dapat
mencapai kebahagian dan keselamatan dalam hidupnya.
Pemimpin pembelajaran harus mandiri, reflektif, kolaboratif,
inovatif dan berpihak kepada murid. Mengelola aset sekolah sesuai dengan visi
dan misi, berdiskusi dengan kepala sekolah, rekan guru, pengawas dan unsur
masyarakat di lingkungan sekolah, agar terwujudnya merdeka belajar.