Ammar Edukasi : PIRI REIS

Piri Reis (nama lengkap Haci Ahmed Muhiddin Piri (Hadji Ahmed Muhiddin Piri); Reis (Rais) berarti Kapten) adalah Kaptan-i Derya, geograf, dan kartograf Utsmaniyah yang lahir antara tahun 1465 dan 1470 dan meninggal antara 1554 atau 1555. Piri Reis adalah kartografer Muslim terkemuka yang mewariskan peta dunia terlengkap pertama yaitu Peta Piri Reis.

Meneliti : Geografi, Peta Dunia

Piri Reis lahir di Gallipoli, Turki, yang merupakan wilayah pantai. Ia hidup pada tahun 1465-1554 atau tahun 877-961 dalam kalender Hijriyah. Nama aslinya, Muhiddin Piri. Ayahnya bernama Haci Mehmet, Pamannya Laksamana terkenal Kemal Reis. Ia menghabiskan masa kanak-kanak dan remaja bersama pamannya, Kemal Reis. Pamannya, yang mendorong Piri mencintai laut, pelayaran dan ilmu kartografi, adalah pelaut dan kapten kapal terkemuka pada masa kekhalifahan Ottoman, Turki sekarang ini.

Piri Reis mengikuti jejak sang paman menjadi Pelaut, navigator dan Kartografer (Ahli Pembuat Peta) terkemuka pada abad 16 yang pada akhirnya mewariskan peta dunia terlengkap yang pertama pada dunia. Yang juga menandung banyak misteri.

Peta Piri Reis yang mengagumkan tersebut sempat menghilang sekian ratus tahun. Peta tersebut ditandatangani oleh Piri Reis sendiri bertanggal Muharam 919 Hijriyah atau 9 Maret – 7 April 1513 Masehi. Tapi sayangnya, Peta yang tertulis di atas kulit rusa tersebut ditemukan hanya berupa cuplikan Peta berukuran 90 x 65 cm yang merupakan bagian dari Peta Dunia yang utuh. Dan hanya bagian itulah yang diketahui selamat hingga sekarang.

Ia terkenal karena peta-petanya dalam Kitab-i Bahriye (Buku Navigasi), dan juga peta dunianya yang diselesaikan pada tahun 1513 dan ditemukan di Istana Topkapi di Istanbul pada tahun 1929.

Pada tahun 1528, Piri Reis menggambar peta dunia kedua, dengan menggunakan dua puluh peta asing dan mappa mundi (Arab, Spanyol, Portugal, Cina, India, dan Yunani), termasuk peta milik Christopher Columbus.

Pencipta  peta dunia terlengkap dibuat pada tahun 1513.  Para ahli satelit sendiri pun merasa terkejut dengan model pemetaan yang dibuat oleh tokoh Muslimin ini.

Peta yang dibuat diatas sepotong kulit rusa berukuran 90×65 centimeter itu benar-benar digambarkan lengkap dan cukup detail. Bahkan hasil perbandingan dengan pemotretan dari angkasa yang dilakukan menggunakan satelit saat ini, memiliki bentuk yang sangat mirip.

Mulanya para sejarawan tidak percaya akan bukti keberadaan peta tersebut. Di peta yang terlihat jelas hanyalah kawasan Laut Timur Tengah. Sementara kawasan lainnya seperti benua Afrika dan Amerika sama sekali tergambar sangat berbeda. Barulah setelah gambar hasil pemotretan dari satelit pada zaman modern ini dipadukan dengan peta kuno karya muslimin bangsa Turki tersebut, ternyata sangat nyata kebenarannya bahwa gambar yang ditorehkan dalam kulit itu memang sangat detail dan terperinci.