HYPNO TEACHING


Kata “belajar” sudah tertanam begitu dalam di otak manusia, bahkan sejak dalam kandungan. Sebenarnya, begitu dilahirkan manusia sudah mulai belajar beradaptasi. Berikutnya mereka mulai belajar berbicara, belajar berjalan, dan seterusnya, hingga belajar di bangku sekolah. Lalu, dalam kenyataan, konsep belajar terbagi menjadi dua, yaitu belajar formal dan informal. Dalam hal belajar informal, biasanya setiap kita akan senang, cepat, mudah memahami, menguasai  dan mengimplementasikannya. Lain halnya dengan belajar formal. Sebagian besar dari kita akan merasa sulit, bosan, malas dan bahkan enggan untuk melakukannya.

Kata “belajar” bagaikan suatu pemaksaan kepada setiap orang untuk mengikutinya. Dan tidak hanya itu, jika kata belajar itu digantipun misalkan dengan pelatihan ataupun kursus, maka otak pun akan mengeneralisasi kata itu dan menyamakannya dengan belajar. Jadi, tetap saja orang yang mengikutinya akan malas atau enggan.

Meskipun kata belajar itu diubah menjadi bermain tetapi jika suasana tempat bermain itu mirip dengan suasana tempat belajar, maka setiap orang yang berada di dalamnya pun akan secara otomatis merasa malas dan bosan. Dampaknya siswa seringkali tidak antusias dalam mengikuti pelajaran. Siswa sulit diatur, karena ia merasa guru tidak memerhatikannya. Selain itu, siswa juga sulit fokus dan sulit mengerti. Dampak lain adalah siswa suka membolos, bak hobi saja. Seperti terjadwal, bergiliran, setiap hari pasti ada yang membolos. Persoalannya karena takut menghadapi pelajaran yang dianggap hantu atau membosankan, sungguh memprihatinkan. Dan ekses yang paling membahayakan adalah siswa malas belajar. Malas belajar adalah bagian vital dari semua dampak yang ditimbulkan dari aktivitas belajar dan mengajar yang masih diasosiasi sangat buruk.

Mengapa hal ini bisa terjadi? Inilah pekerjaan rumah yang menuntut untuk diselesaikan secepat dan secerdas mungkin. Diperlukan solusi yang multidimensi, menggugah tidur panjang kita akan lorong panjang pembelajaran. Bahwa belajar tidak hanya sebuah aktivitas mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi harus menghibur, membangkitkan semangat, menarik, dan tidak membosankan. Marilah kita merevitalisasi arti dari kata “belajar”, supaya mempunyai makna yang menggugah rasa dan pikiran positif, serta mempunyai perceive value yang baik.

Saatnya kini mengubah persepsi, belajar itu menyenangkan, laksana bermain di taman bunga, atau bercengkerama dengan aneka ragam warna. Bahkan, Anda harus mengubah dan mencairkan suasana, dengan atmosfer yang menyenangkan. Layaknya mengorkestrasi sebuah pertunjukkan musik yang maha dahsyat. Dengan kata lain, Anda dituntut mengeksplorasi kemampuan, guna menciptakan kondisi kelas secair mungkin. Benar-benar menyenangkan, tapi tetap terkendali. Agar perhatian siswa bisa tercuri dengan baik, karena belajar sama halnya dengan bermain. Main yang penuh manfaat, hingga ilmu pengetahuan pun didapat.